Pengembangan Diri
Pengembangan
Diri
(Tema;
Pemuda dan sosialisasi)
Salah satu cara pemuda untuk
mengembangkan dirinya yaitu dengan cara bersosialisasi. Sosialisasi merupakan
salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya
dengan sistem sosial. Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akan terwarnai
cara berpikir dan kebiasaan hidupnya. Dengan proses sosialisasi, seseorang
pemuda menjadi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah
masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak tau atau belum
tersosialisasi, maka seorang pemuda tersebut belum menjadi manusia atau
masyarakat yang beradab. Maka dengan bersosialisasilah mereka akan menjadi
orang yang terbuka terhadap lingkungan masyarakat. Pedirian dan kepribadian
melalui proses sosialisasi dapat terbentuk.
Dalam hal tersebut, sosialisasi
dapat diartikan sebagai proses yang membantu individu untuk belajar dan
menyesuaikan diri, bagaiman cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya agar
dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
Proses sosialisasi banyak ditentukan
oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Oleh karena
itu proses sosialisasi melahirkan pendirian dan kepribadian seseorang.
Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya”
sebagai pedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya Pedirian
:
1. Dalam proses sosialisasi mendapat
bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan
memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak
dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2. Dalam proses sosialisasi juga
membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti
apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain.
Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap
norma-norma sosial.
Ada minimal tiga hal yang harus
dilakukan agar tumbuh dan kembangnya sikap loyalitas sosial ini yakni :
1. Kita harus saling berkomunikasi baik
dalam keadaan berdekatan ataupun dalam keadaan berjauhan (tempat tinggal).
Dengan komunikasi yang teratur kita akan saling mengetahui kabar dan berita di
antara kita. Sakit atau senang diantara kita dapat dengan cepat kita
mengetahuinya.
2. Sering bekerja sama menyelesaikan
berbagai persoalan hidup. Misalnya bergotong royang atau melakukan arisan.
Kerja sama dapat saja dilakukan dalam kelompok kecil(minimal dua orang) atau
pun dalam kelompok yang besar (yang jumlah anggotanya banyak).
3. Dalam kehidupan atau pergaulan
sesama kita, sikap tolong menolong harus dikembangkan. Berbagai kesulitan hidup
yang kita alami pantas kita minta tolong kepada orang lain atau teman. Begitu
pula sebaliknya bila kawan kita yang mengalami kesusahan wajib pula kita
membantunya. Tentu saja dasarnya adalah suka saling menerima dan memberi.
Menurut George Herbert Mead,
sosialisasi yang dialami seseorang dapat dibedakan dalam tahap-tahap sebagai
berikut.
1. Tahap
persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami manusia sejak dilahirkan,
ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk
dalam memperoleh pemahaman tentang diri nya sendiri.
2. Tahap meniru
(Play Stage). Tahap ini ditandai dengan:
a. Semakin
sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang
dewasa.
b.
Mulai
terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tua, kakak, dan
sebagainya.
c.
Anak mulai
menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan
seorang ibu dari anak. Dengan kata
lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi
orang lain juga mulai terbentuk pada
tahap ini.
d.
Kesadaran
bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang. Sebagian dari orang
tersebut merupakan orang-orang yang
dianggap penting bagi pembentukan dan
pertahanan diri, yakni dari mana anak
menyerap norma dan nilai (Significant other).
3. Tahap siap
bertindak (Game Stage)
Dalam tahap
ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Hubungan
dalam lingkungan seperti tempat bermain menjadi lebih berkembang dan norma yang
telah dipelajari dalam keluarga mulai diterapkan dalam lingkungannya.
4. Tahap
penerimaan norma kolektif (Generalized Stage)
Pada tahap ini seseorang telah
dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat
secara luas. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi
warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
Daftar
Pustaka:
Anonim. 2011. Pemuda dan Sosialisasi.
Komentar
Posting Komentar